Pesantren Kehidupan di Lapas Suliki, Muhasabah diri.
Lima Puluh Kota – Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Suliki menjadi pelopor Lapas Berbasis Pesantren di Sumatera Barat yang telah di sah kan bersama jajaran Pemprov Sumatera Barat, Pemda 50 kota dan kanwil kemenkumham Sumatera barat.
Program Pembinaan kepribadian yang di inovasikan menjadi Lapas Berbasis Pesantren dengan 10 pengajar dari Ustadz dan Ustadzah memberikan ruang dan wadah bagi Warga Binaan Lapas Kelas III Suliki bersemangat mempelajari agama.
Mayoritas semua warga binaan adalah muslim bisa menjadikan program intensif pembelajaran agama dalam pembentukan akhlak maupun karakter.
Berjalan kurang lebih dua tahun ini sudah mendapatkan efek positif dari berbagai hal khususnya warga binaan sendiri yang sudah bisa mengaji belajar tajwid hingga belajar ilmu dakwah.
Kepala lapas kelas III Suliki, Kamesworo memberikan semangat penuh kepada warga binaan, agar mereka mau berjuang dan belajar memperbaiki diri untuk lebih baik lagi di masa depan setelah bebas dari lapas.
“Mereka belajar agama untuk menjadi pondasi diri yang kokoh agar tidak melakukan perbuatan melawan hukum, karena di agama manapun hal yang merugikan orang lain itu tidak dibenarkan” ucap kames
Istiqomah lapas pesantren menjadi dasar untuk muhasabah diri saat menjalani masa hukuman di dalam lembaga pemasyarakatan